Memahami proses pembuatan tenun ikat Sumba. Proses yang semula sarat dengan muatan religiusitas Marapu, tidak bisa dilepaskan dari peran para aktor kelas menengah komunitas suku bangsa Sumba. Dinamika pembuatan tenun ikat Sumba yang menggunakan teknik lusi, jika semula lebih sebagai aktifitas kultural yang berorientasi seni, terbatas, sarat dengan nilai-nilai religi Marapu kini harus berhadapan dengan arena modernitas bahkan era post modern.
Sosok orientasi penggunaan tenun ikat Sumba kini sudah mulai mengalami perluasan artikulasi yang bukan terbatas tetapi semakin meluas. Resiko perluasan pemaknaan ini dapat ditarik dengan berbagai orientasi, misalnya: untuk kepentingan komodifikasi yang sifatnya massal, digunakan untuk kepentingan kultural keseharian. Pemaknaan ini juga berarti bahwa jika semula tenun ikat Sumbahanya berlaku bagi kalangan elite, kini komunitas umum bisa mengakses kain tenun ikat ini. Tenun ikat Sumba telah lolos dari perangkap sejarah masa lalu dan kini telah mampu mendialogkan dengan realitas plural religiusitas bahkan ke wilayah profan.
Kajian Tenun Ikat Sumba Timur merupakan salah satu karya seni, yang pada era ini mengalami terpaan “badai globalisasi”, yang kalau tidak dipertahakankan dengan sungguh-sungguh akan punah. Usaha untuk melestarikan karya seni ini nampaknya terkait dengan aspek sosial pembangunan dari karya seni tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar